- PENGERTIAN TARI MENURUT AHLI:
Tari menurut Drs. Soedarsono :
Pringgobroto dalam kuliah-kuliah ASTI Yogyakarta sekitar tahun 1967.
Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis.
Tari menurut Susan K.Lenger :
Tari adalah gerak-gerak yang dibentuk secara ekspresif yang diciptakan manusia untuk dapat dinikmati.
Tari menurut Curt Sacha seorang ahli tari Jerman :
Dalam bukunya “World History of the Dance”.Tari adalah gerak yang ritmis.
Tari menurut Kamala Devi Chattopadhyaya seorang ahli seni dari India:
Tari adalah suatu instinct atu desakan emosi didalam diri kita yang mendorong kita untuk mencari ekspresi pada tari.
Tari menurut Hawkins :
Menyatakan bahwa tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan
sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak langsung
di sini Haukin memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi
sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang
disamarkan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa,
pengertian tari adalah unsur dasar gerak yang diungkapan atau ekspresi
dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.
Tari menurut La Mery dalam bukunya “Dance Compotition”:
Bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.
Tari menurut Suryo :
mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12).
Tari menurut M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) :
Dikemukakan
bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah
tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan
maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari
(Jazuli, 1994:44).
Tari menurut Corry Hamstrong dalam bukunya “Danskunst”:
menyatakan bahwa, tari merupakan gerak yang diberi bentuk dalam ruang.
Tari menurut Suryodiningrat seorang ahli tari Jawa :
Dalam buku
Babad Lan Mekaring Djoged Djawi menambahkan, tari merupakan gerak dari
seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) diatur
oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Memberi warna khasanah
tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal
ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras
dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud
tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21).
Ingkang
kawastanan beksa inggih punika ebahing sadaya saranduning badan,
kesarengan ungeling gangsa, katata pika tuk wiramaning gending,
jumbuhing pasemon kalihan pikajenging joged (arti: tari adalah gerak
seluruh badan yang diiringi irama lagu musik yang diselaraskan dengan
ekspresi tarinya). Dikemukakan oleh BPH Suryodiningrat, seorang ahli
tari dari Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bukunya “Babad lan Mekaring
Joged Jawi”.
Drs. Wisnoe Wardhana dalam bukunya “Pengajaran Tari”:
Tari adalah ekspresi estetis dalam gerak dengan media tubuh manusia.
Seni Tari menurut Herbert Read
“seni
adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan rasa
indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari
hubungan bentuk-bentuk yang kita amati itu”. Keindahan adalah sesuatu
yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah keindahan. Tari
merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau
substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak-
gerak dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian,
melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif."
Pengertian Seni Tari lainnya :
Seni Tari
merupakan salah satu jenis budaya yang sangat lama dan tidak peka oleh
jaman. Diakui atau tidak, seni tari merupakan salah satu wujud dari
ekspresi manusia terhadap lingkungan dan kehidupan. Nilai-nilai
kehidupan yang ada dalam masyarakat dapat dituangkan dalam keindahan
tarian.
Seni Tari adalah pengucapan jiwa manusia melalui gerak gerik berirama yang indah.
Seni Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang di ungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.
Seni Tari
adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata
dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan.
Seni adalah karya manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam
rohani kita.
Seni tari
adalah bentuk-bentuk penyampaian jiwa manusia melalui gerak-gerak ritme
yang indah. Dengan batasan ini maka terdapat tiga hal yang menonjil dan
penting, yaitu gerak, ritmis dan indah disamping ekspresi manusia.
- JENIS-JENIS TARI DI INDONESIA
Kalau kita
melihat tari yang ada di Indonesia,khususnya Jawa,kita dapat melihat
perbedaan jenis-jenis tari yang ada.Adapun jenis-jenis tari itu adalah :
1. Jenis tari menurut koreografi
Istilah
koreografi adalah suatu istilah yang digunakan untuk penyusun
tari.Sedang untuk menyebut orang yang menyusun tari adalah
koreografer.Tari menurut koreografi dapat dibedakan menjadi :
a. Tari Rakyat
Tari rakyat
adalah tari yang hidup dan berkembang pada masyarakat tertentu sejak
jaman primitif sampai sekarang.Ciri-ciri tari rakyat adalah :
Sederhana ( pakaian,rias,gerak dan ringan )
Tidak mengindahkan norma-norma keindahan
Memiliki kekuatan magis
Contoh tari rakyat :
Lengger, Tayub, Orek-Orek, Joget, Kubrasiwa, Buncis, Ndulalak, Sintren, Angguk, Rodat
b. Tari Klasik
Tari klasik
adalah tari yang mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi dan sudah
ada sejak jaman feudal.Tari ini biasanya hidup dilikgkungan keraton.
Ciri-ciri tari klasik adalah :
Mengalami kristalisasi keindahan yang tinggi
Hidup dikalangan raja-raja
Adanya standarisasi
Contoh tari
klasik adalah bedaya,srimpi,lawung ageng,lawung alit dan juga
karya-karya empu tari baik empu tari gaya Yogyakarta dan empu tari gaya
Surakarta seperti S.Mariadi dan S.Ngaliman yang sampai sekarang masih
bisa dinikmati seperti :
Gathotkaca Gandrung
Bondabaya
Bandayuda
Palguna-palgunadi
Retna Tinanding
Srikandi Bisma
dll
c. Tari Kreasi Baru dan Tari Modern
Tari kreasi
baru adalah tari-tariklasik yamg dikembangkan sesuai dengan
perkembangan jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Contoh tari kreasi
baru adalah karya-karya dari Bagong Kusudiarjo dari padepokan Bagong
Kusudiarjo dan Untung dari sanggar kembang sore dari Yogyakarta.
Contohnya adalah :
Tari Kupu-Kupu
Tari Merak
Tari Roro Ngigel
Tari Ongkek Manis
Tari Manipuri
Tari Roro Wilis,dll
Tari modern
adalah sebuah tari yang mengungkapkan emosi manusia secara bebas atau
setiap penari bebas dalam mewujudkan ekspresi emosionalnya yang tidak
terikat oleh sebuah bentuk yang berstandar. Contoh tari modern adalah :
Caca
Break Dance
Penari Latar
Samba
2. Jenis Tari Menurut Fungsinya
Jika dilihat dari fungsinya tari-tarian di Indonesia dapat dibedakan menjadi :
a. Tari Upacara
Tari
upacara banyak hidup dan berkembang pada masyarakat primitf.Yang
termasuk tari-tarian upacara adalah sebuah tari yang mempunyai kekuatan
magis yang digunakan untuk mempengaruhi alam.Tarian ini banyak terdapat
dipedalaman Irian Jaya,Sulaweswi,Kalimantan,Nusa Tenggara dan
Bali.Contohnya adalah tari rejang,tari pendhet,debus dan lain-lain.
b. Tari Hiburan
Tari
hiburan adalah sebuah tari yang menitik beratkan pada hiburan bukan pada
segi keindahan.tarian hiburan pada umumnya merupakan tarian
pergaulan.Contohnya adalah :
Joged dari Bali
Ronggeng atau Tarub Dari Blora
Kethuk Tilu dari Jawa Barat
Orek-Orek dari Surakarta
Lengger dari Banyumas
Tari pertunjukan
Tari
pertunjukan adalah sebuah tari yang menitikberatkan pada segi
keindahannya bukan pada segi hiburannya.Yang termasuk dalam tari
pertunjukan adalah tari-tari rakyat,tari upacara,tari hiburan yang sudah
digarap menjadi sebuah tari pertunjukan tentu saja dengan mengindahkan
kaidah-kaidah keindahannya.Contohnya adalah :
Tari Pendhet
Tari Rejang
Tari Lenggeran
Tari Gambyomg
Tari Orek-Orek
3. Jenis Tari Menurut Tema Atau Isinya
Tari-tari yang berada di Indonesia apabila dilihat dari isi atau temanya dapat dibedakan menjadi :
a. Tari Pantomim
Tari pantomim adalah sebuah tari yang menirukan obyek diluar diri manusia. Contohnya :
Tari Tenun
Tari Bathik
Tari Nelayan
Tari Tani
Tari Kupu-Kupu,Dll.
b. Tari Erotik
Tari erotik adalah sebuah tari yang mengandung unsur cerita erotik atau percintaan. Contohnya :
Tari Gatotkaca Gandrung
Tari Karonsih
Tari Serampang Dua Belas
Tari Enggar-Enggar
Tari Jalung Mas, Dll
c. Tari Kepahlawanan
Tari kepahlawanan adalah tari yang mengandung usur-unsur heroik atau nilai kepahlawanan. Contahnya adalah :
Tari Kuda Kepang
Tari Seudati
Tari Mandau
Tari Soreng
Taroi Anoman Rahwana,Dll.
d. Dramatari
Dramatari
adalah sebuah tari yang dalam penyajiannya menggunakan plot atau alur
cerita,tema,dan dilakukan dengan cara kelompok.Contohnya :
Dramatari Rara Mendhut Pranacitra
Drama Tari Ranggalawe Gugur
Dramatari Gajah Mada
Dramatari Arjuna Wiwaha
Dramatari Sang Pambayun, dll.
- UNSUR DASAR SENI TARI
Kebudayaan
adalah suatu hasil budi daya manusia. Ia merupakan kekayaan spriritual
berupa pemikiran falsafah, kesusastraan dan kesenian. Semuanya tumbuh
dan berkembang secara akumulatif. Seperti di masa lampau secara sadar
dan sengaja kebudayaan ditangkarkan dari seseorang kepada orang lain
dalam segala lapisan masyarakat. Sesuai dengan alam hidupnya, kebudayaan
manusia itu pada dasarnya hidup dalam dua dunia. Keduanya saling
mengisi antara dunia mikro atau manusia sendiri dengan dunia makro
tempat manusia hidup beserta alam sekelilingnya.
Seni tari
merupakan salah satu bagian dari cabang kesenian. Untuk mengetahui
khasanah seni tari memerlukan pengertian terlebih dahulu secara mendasar
akan unsur-unsur dasarnya.
Seni tari
yang oleh sarjana tari dikatakan telah lahir semenjak adanya manusia di
dunia, dapat dikatakan hidup dalam dua dimensi, yaitu ruang dan waktu.
Sedangkan cabang kesenian lain seperti seni musik atau seni karawitan
hanya hidup dalam dimensi waktu. Bagi seni rupa dimensi ruanglah yang
diperlukan.
Seni tari
merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerak-gerak
tubuh manusia. Sehingga dari sini tampak dengan jelas bahwa hakekat tari
adalah gerak. Disamping unsur dasar gerak seni tari juga mengandung
unsur dasar lain seperti irama (ritme), iringan, tata busana dan tata
rias, tempat serta tema.
1. Gerak
Gerak dapat
diungkapkan dengan bermacam-macam. Diantara berbagai macam gerak itu,
salah satu diantaranya ada yang mengandung unsur keindahan (sedap
dipandang mata).
Angin
bertiup dari tengah sasmudra mendesak air laut bergerak menuju ke pantai
berupa gelombang samudra, menimbulkan suatu gerakan yang indah
dipandang mata. Daun nyiur di pantai meliuk-liuk atas tiupan angin indah
dalam pandangan mata.
Demikian
pula di musim kemarau kunang-kunang mengibas-ngibaskan sayapnya
menimbulkan cahaya gemerlapan di tengah sawah pada malam hari seperti
cahaya mutiara indah yang sedang memantulkan sinar. Ikan mas berenang
renang ke sana ke mari di dalam akuarium, selain menimbulkan pemandangan
yang indah juga menimbulkan suasana ketenangan.
Tetapi
mengingat bahwa seni tari merupakan salah satu cabang kesenian yang juga
merupakan salah satu hasil budi manusia, maka unsur dasar tari utama
yang berwujud gerak itu, tidak semua gerak dapat dikatakan gerak tari.
Gerak yang berfungsi sebagai materi gerak pokok tari hanyalah
gerakan-gerakan dari bagian tubuh manusia yang telah diolah dari gerak
keadaan wantah menjadi suatu bentuk gerak tertentu. Dalam istilah
kesenian, gerak yang telah mengalami stilisasi atau distorsi.
Dari hasil
pengolahan suatu gerakan atau gerak yang telah mengalami sitisasi atau
distorsi inilah nanti lahir dua jenis gerak tari. Yang pertama gerak
tari yang bersifat gerak murni dan yang kedua bersifat gerak maknawi.
Gerak murni
adalah gerak tari darihasil pengolahan gerak wantah yang dalam
pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari gerak tari
tersebut. Disini yang dipertimbangkan adalah faktor nilai keindahan
gerak tarinya saja. Misalnya gerak-gerak memutar tangan pada pergelangan
tangan, beberapa gerak leher seperti pacak-jangga di Jawa, dan
sebagainya.
Sedangkan
yang dimaksud dengan gerak maknawi adalah gerak wantah yang telah diolah
menjadi suatu gerak tari yang dalam pengungkapannya mengandung suatu
pengertian atau maksud disamping keindahannya. Misalnya dalam tari
nelayan, kita dapat melihat gerak tari yang menggambarkan nelayan yang
sedang mendayung. Gerak mendayung dalam tari nelayan ini disamping sedap
dilihat karena keindahannya, juga tampak mengandung suatu arti atau
maksud yaitu gambaran seorang nelayan yang sedang mengayunkan dayungnya
agar perahunya dapat laju jalannya.
Di daerah
pedalaman yang jauh dari pantai, seperti di hutan di dareah Kalimantan
atau di Irian Jaya kita banyak mendapatkan ragam tari yang menggambarkan
bagaimana dan dengan apa para pemburu akan manangkap binatang. Disini
banyak digambarkan atau dilukiskan cara menangkap binatang dengan
mengelu-elukan sebatang tombak, atau menarik anak panah. Dalam suatu
bentuk gerak tari jelas bukan merupakan gerak wantah, tetapi berupa
gerak yang telah distilisasi yang hasilnya disamping mengandung unsur
keindahan juga menggambarkan suatu pengertian atau maksud tertentu.
Disini yang digambarkan adalah seorang yang sedang berburu binatang
dengan senjata tombak atau panah.
Di dataran
rendah kita dapati beberapa bentuk tari pertanian, yang menggambarkan
bagaimana cara bercocok tanam atau tarian pengrajin yang di dalamnya
dapat berbentuk penggambaran cara masyarakat sedang menenun kain,
membatik atau membuat perkakas dari tanah liat, dan sebagainya.
Dalam
garapan suatu bentuk tarian, gerak-gerak maknawi ada yang masih tampak
jelas artinya dalam cara pengungkapan geraknya tetapi juga banyak pula
yang dalam pengungkapan geraknya tinggal tampak suatu kiasan saja. Untuk
mencari contoh yang terakhir banyak terdapat dalam garapan tari
tradisional atau tari klasik di pulau Jawa dan Bali. Seperti dalam tari
klasik tradisional di Jawa, kita dapati gerak ragam tari yang disebut
tari usap rawis yang menggambarkan bagaimana mengusap kumis. Ragam tari
ngilo yang mengandung pengertian seseorang yang sedang bercermin setelah
berbusana.
Begitu pula
beberapa ragam tari gerakan perang. Gerak tari nitig paha dan nuding
pada tari Bali mengadung pengertian terperanjat dan marah. Gerak
menghadapkan telapak tangan pada penari lain mengandung pengertian
menolak. Gerak menengadahkan telapak tangan dan muka ke langit berarti
sembah atau sujud memuja Tuhan. Sedangkan menggeleng-gelengkan kepala
berati kecewa, demikian pula gerak mengangguk-anggukkan kepala berarti
setuju. Dengan demikian maka berdasarkan jenis pengungkapan geraknya,
secara garis besar ada dua sifat gerak tari.
Ditinjau
dari cara pengungkapannya ada dua bentuk tari, yaitu yabng representatif
dan yang non representatif. Tarian yang bersifat representatif yaitu
gerak tarinya menggambarkan suatu pengertian atau maksud tertentu dengan
gerakan tarian jelas. Tarian yang bersifat nonrepresentatif yang
gerakan tarinya tidak menggambarkan suatu pengertian tertentu. Namun
demikian dalam keseluruhan penggarapan sebuah tari pasti tidak
meninggalkan salah satu sifat tersebut di atas. Keduanya saling
bertautan dan isi mengisi. Hanya mana yang lebih ditekankan. Pada
garapan-garapan tari non representatif banyak digunakan gerak murni atau
pure movement. Sedang garapan yang bersifat representatif pasti saja
banyak disusun dari gerak-gerak maknawi atau gesture. Bagi bangsa
primitif ada suatu keyakinan bahwa semakin tepat dan cermat seorang
penari melaksanakan gerakan tarinya, maka semakin tinggi atau semakin
ampuh karunianya baik yang bersifat moral atau material.
Pada
pengobatan misalnya, bila si pawang atau dukun selama menari untuk
memberi pengobatan pada si sakit dapat menunjukkan gerakan-gerakan yang
tepat dan cermat serta penuh konsentrasi, maka ini berarti akan cepat
penyembuhannya bagi si sakit. Demikian pula seorang juru bicara yang
mengungkapkan suatu pengertian lewat gerak dapat tepat dan gempang
diterima, maka ia akan semakin cepat diserap oleh pendengarnya. Dengan
demikian jelaslah bahwa unsur dasar tari yang utama adalah gerak
manusia.
2. Ritme
Di dalam
kehidupan dunia sebagai makroskosmos, ritme ini selalu ada dan bersifat
tetap. Contoh yang paling dekat bahwa matahari selalu terbit dari
sebelah timur. Selanjutnya naik dan berjalan berpindah tempat sampai
tenggelam di sebelah barat pada waktu sore hari. Ritme itu sendiri
sebenarnya merupakan jarak yang tetap. Untuk memberikan suatu kehidupan
maka perjalanan sepanjang jarak ini dilaksanakan dengan adanya daya naik
dan turun. Dalam dunia karawitan atau musik daya tersebut sangat jalas.
Daya ini bisa disebut padang-ulihan atau these-antithese. Dari inilah
maka sebenarnya ritme itu merupakan pola waktu yang memberikan
kehidupan.
3. Iringan
Di atas
telah disebutkan bahwa tari adalah suatu gerak ritmis. Untuk memperkuat
dan memperjelas gerak ritmis dari suatu bentuk tarian dapat dilaksanakan
dengan iringan. Iringan tersebut pada umumnya berupa suara atau
bunyi-bunyian. Sumber bunyi sebagai iringan tari yang pertama adalah
suara manusia sendiri.
Bangsa-bangsa
primitif menari-nari dengan teriakan-teriakan sebagai musik
pengiringnya. Anak kecil menari-nari dengan teriakan iringan nyanyian
suara ibu atau inang pengasuhnya. Selanjutnya pada tingkat berikutnya
demi keserempakan gerak mereka menari-nari dengan tepuk tangan sebagai
pengiringnya. Hal ini ada kalanya disamping dengan nyanyian ada juga
dengan tepuk tangan. Tarian Seudati dari Aceh merupakan tarian pria yang
ditarikan secara massal dikuatkan dengan suatu tepukan tangan pada
perut.
Bangsa
Indian di pedalaman Amerika ataupun bangsa Pigmi di pedalaman benua
Afrika menari-nari dengan menghentakkan kaki ke tanah. Suara yang
ditimbulkan karena hentakan kaki itulah yang dipergunakan sebagai
iringannya. Setelah mereka mengenal senjata atau tongkat, maka suara
hentakan kaki tadi diganti dengan suara yang ditimbulkan dari hentakan
tongkat pada tanah, ataupun suara lain yang ditimbulkan jarena pukulan
tongkat dengan tongkat lain.
Selama
orang laki-laki menari-nari, maka keluarga mereka melingkari sambil
menyanyi ataupun bertepuk tangan membantu menguatkan suara si penari.
Ada kalanya para istri mereka dan anak-anaknya memukul-mukul dahan pohon
yang telah tumbang sebagai alat bunyi-bunyian yang dia mainkan dengan
cara dipukul-pukul, seperti sekarang dapat kita lihat sebagai kentongan
ataupun lesung alat penumbuk padi.
Di Jawa
Tengah sampai saat ini ada suatu pertunjukan yang disebut Ketoprak
lesung, dan lesung tadi dipergunakan sebagai alat bunyi-bunyian
pengiringnya. Disamping alat musik pukul, dalam perkembangannya juga
dikenal alat musik tiu seperti seruling. Tari-tarian yang diiringi
dengan seruling sampai saat ini masih banyak terdapat di pulau Bali.
Bunyi-bunyian dapat pula berbentuk alat petik seperti kecapi Sunda atau
siter dan clempung di Jawa Tengah.
Alat bunyi
lainnya ada yang cara membunyikannya dengan ditepuk baik sebelah sisi
ataupun kedua sisinya, seperti terbang dan gendang. Khusus gendang
disamping cara memainkannya dengan ditepuk dengan tangan ada pula yang
cara memainkannya dengan dipukul dengan sebuah alat pukul seperti bedug.
Perkembangan
selanjutnya, di Indonesia terdapat bermacam-macam alat bunyi-bunyian
yang semuanya sesuai dengan tingkat perkembangan di setiap daerah.
Didaerah Sulawesi sampai sekarang masih hidup suatu tarian yang hanya
diiringi instrumen gendang saja, misalnya tari Bathara. Di daerah
tersebut juga ada tarian yang diiringi dengan gendang/bedug, seruling
dan semacam alat petik seperti instrumen gitar. Di pulau Sumatra kita
lihat banyak tarian yang pada dasarnya diiringi dengan suara rebana,
dengan viol ataupun akordion seperti tari Serampang duabelas, tari
payung.
Ensambel
instrumen pengiring yang lengkap pada umumnya terdapat di pulau Jawa dan
pulau bali. Tariannya telah diiringi dengan saru unit alat
bunyi-bunyian yang disebut gamelan. Dalam buhungannya dengan seni tari,
pada umumnya iringan itu berfungsi sebagai penguat ataupun pembentuk
suasana, misalnya iringan untuk tari perang, untuk mengiringi seorang
pahlawan yang gugur, untuk adegan percintaan dan untuk tari pemujaan.
Perlu diketahui bahwa ada pendapat yang mengatakan bilamana seorang
tidak tahu iringan seperti orang yang kakinya pincang.
4. Tata Rias dan tata Busana
Pada
mulanya para penari memakai pakaian sesuai dengan apa yang pada saat itu
sedang dipakai. Perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kedudukannya
seagai salah satu unsur, maka pakaian atau busananya diatur dan ditata
sesui dengan kebutuhan tari tersebut. Yang paling utama mendapat
perhatian haruslah terlebih dahulu diketahui dan disadari bahwa yang
terpenting adalah pakaian atau busana tersebut harus enak dipakai, tidak
mengganggu gerak tari, menarik dan sedap dipandang. Bila perlu murah
harganya dan mudah didapat.
Di luar
jawa, kecuali daerah Bali, pakaian si penari tampak sangat dengat dengan
orang-orang yang mengiringinya (musician). Sedangkan di pulau Jawa dan
Bali pakaian antara penari dan pengiringnya tampak jauh berbeda.
Lebih-lebih untuk tarian yang mengambil cerita wayang, umpamanya untuk
tokoh Bima dan Rahwana. Bentuk dan warnanya telah mempunyai ketentuan
yang mapan. Ketentuan ini disesuaikan dengan bentuk dan warna
tokoh-tokoh tersebut dalam pewayangan.
Meskipun
dalam kehidupan sehari-hari dikenal bermacam-macam warna, namun dalam
hubungannya dengan kebutuhan pentas, hanyalah beberapa macam warna saja
yang biasa dipergunakan. Warna-warna tersebut diambil berdasarkan arti
simbolis, sebab secara umum setiap bangsa secara turun-temurun telah
memberi suatu pengertian yang bersifat simbolis pada warna-warna
tertentu. Misalnya warna merah berarti berani, warna putih berarti suci,
warna hijau berarti muda atau remaja dan sebagainya.
Selain
bahan pakaian yang dibuat dari kain, juga masih dipakai beberapa
perhiasan seperti kalung, binggel, sumping dan sebagainya. Perhiasan ini
ada yang dibuat dari jenis imitasi dan ada pula yang dibuat dari kulit
binatang. Pada tari tradisional selain perhiasan juga dipakai ikat
kepala., baik berbentuk peci atau ikat kepala yang disusun atau diatur
dari lembaran kain. Untuk tarian yang mengambil cerita wayang, maka
penutup kepala penarinya seperti bentuk kepala pada tokoh wayang
tersebut. Kita dapat melihat di Jawa dan di Bali apa yang disebut gelung
dan tropong.
Sedangkan
tata rias akan membantu menentukan wajah beserta perwatakannya, serta
untuk memperkuat ekspresi. Disini harus diketahui perbedaan antara tata
rias yang dipakai untuk sehari-hari dengan tata rias yang dipakai untuk
pertunjukan tari. Yang dimaksud dengan tata rias sehari-hari adalah yang
dipergunakan untuk kehidupan wajar, misalnya untuk pergi ke sekolah,
darma wisata ataupun untuk mengunjungi suatu upacara. Maka cara
pemakaiannya cukup serba tipis. Demikian pula untuk memperkuat bentuk
mata dan bibir perlu dibantu dengan garis-garis yang tipis saja.
Sedangkan untuk tata rias pertunjukan tari segala sesuatunya diharapkan
harus terlihat lebih jelas. Hal ini selain sebagai penguat perwatakan
dan keindahan juga yang penting diketahui bahwa tata rias ini akan
dinikmati dari jarak jauh. Misalnya dalam memperjelas wajah, maka garis
mata dan alis serta mulut perlu dibuat yang tebal.
Dalam
kehidupan modern seperti sekarang ini bahan tata rias tampaknya sudah
merupakan hal yang tidak sulit dicari. Hanya masalah harganya saja yang
masih sangat tinggi. Namun dapat juga dengan materi (bahan tata rias)
yang relatif murah harganya. Tata rias tari sebagai salah saru cabang
pertunjukan, pada waktu ini masih perlu dibedakan saja. Yaitu tata rias
bagi seni tari yang dipentaskan melalui panggung, melalui televisi
maupun melalui film.
5. Tema
Pada
mulanya, orang menari bukan semata-mata untuk ditonton. Namun dalam
perkembangan terakhir ini tari sengaja disusun untuk dipertontonkan.
Untuk mendekati tercapainya tujuan maka perlu adanya unsur tema. Tema
itu dapat diangkat dari bermacam-macam sumber. Hal ini dapat berasal
dari manusia sendiri, dapat berupa pengalaman hidupnya seperti kegiatan
sehari-hari, kisah ataupun pengalaman hidupnya sejak dalam kandungan ibu
sampai pada masa penguburan junazah. Serta dapat pula dari hasil
budidaya yang antara lain dapat berbentuk cerita-cerita baik yang
bersifat legende, mitos ataupun sejarah. Yang berbentuk cerita misalnya
epos Ramayana, epos Mahabarata. Yang berbentuk legende misalnya Nyai
Roro Kidul dan yang berbentuk sejarah misalnya Pangeran Diponegoro,
Gajah Mada.
Tari dapat
pula diangkat dari tema flora dan fauna. Tema yang diangkat dari flora
atau dunia tumbuh-tumbuhan misalnya tari tani, tari minta hujan, tari
kumbang sari. Yang diangkat dari tema fauna atau dunia binatang misalnya
tari kijang, tari burung, tari angsa dan sebagainya. Ada pula tari yang
diangkat dari alam semesta misalnya tari ombak, tari api dan
sebagainya. Biasanya tema tadi diambil dan disesuaikan dengan alam
sekitarnya serta taraf kehidupan masyarakat pada jamannya.
6. Tempat
Tari
dilakukan oleh manusia. Manusia sendiri adalah makhluk hidup yang
mempunyai ukuran tiga dimensi, yaitu tinggi, panjang dan lebar.
Sedangkan dalam kehidupannya manusia selalu bergerak berpindah-pindah.
Maka untuk melaksanakan suatu kegiatan tari dibutuhkan waktu dan ruangan
atau tempat.
Sepanjang
sejarah kehidupan manusia, kegiatan-kegiatan tari selalu dilakukan di
suatu tempat yang khusus. Tempat itu pada umumnya berbentuk suatu
ruangan yang datar dan terang, artinya dapat dilihat. Mungkin tempat itu
berbentuk suatu halaman atau lapangan yang dilingkari tumbuh-tumbuhan,
baik di luar ataupun di dalam hutan. Mungkin tempat tersebut terletak
di pinggiran sungai atau di tepi laut. Dalam perkembangannya kebudayaan
manusia sampai dewasa ini akhirnya terbentuklah suatu tempat khusus yang
dipergunakan untuk pagelaran seperti bentuk arena, lingkaran ataupun
pendapa. Ada pula tempat pertunjukan yang berbentuk proscenium, yaitu
tempat pertunjukan yang antara penonton dengan yang ditonton dibatasai
dengan suatu bingkai.
Mengingat
bahwa kegiatan ataupun pagelaran seni tari sebagai tontonan melibatkan
dua pihak, yaitu satu pihak yang ditonton dan pihak lain yang menonton,
tentu saja tempat pihak yang ditonton memerlukan persyaratan penerangan
lampu serta tata suara (sound system). Maka untuk mencapai keberhasilan
pagelaran tari dibutuhkan pengaturan tata lampu dan tata suara yang
baik.
- FUNGSI dan PERANAN SENI TARI
Sebagai
suatu kegiatan, seni taeri memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari
sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai
media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai
media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan seni tari sebagai
media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).
a.Seni tari sebagai sarana upacara.
fungsi
tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada
dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai
ritual. tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan magis. pada
tari upacara faktor keindahan tidak diutamakan, yang diutamakaan adalah
kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri ataupun
hal hal diluar dirinya. Ciri – ciri tari untuk upacara antara lain :
v diselenggarakan pada tempat dan waktu tertentu,
v bersifat sacral dan magis,
v ada sesaji,
v dilaksanakan di tempat terbuka dan massal,
v hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat sebagai sarana untuk persembahan,
v sebagai sarana memuja dewa,
v bersifat kebersamaan dan berulang ulang,
v yang datang dianggap peserta upacara bukan penonton ,
v ditarikan oleh penari yang terpilih dan dianggap suci,
v gerak tari imitatif, meniru gerak - gerik alam sekitar,
v ungkapan gerak mirip ekspresi kehendak jiwa penarinya.
Tari uapacara dibagi menjadi 2 yaitu tari adat dan agama:
Tari adat
beberapa
contoh tari uapacar adat adalah bedhoyo ketawang (penobatan raja)
gambyong, karonsih, dan gatot kaca gandrung ( adat perkawinan), kuda
lumping, jatilan (seni tontonan rakyat) tari sekapur sirih untuk
penyambutan tamu agung dan tari rangguk (jambi) untuk persembahan untuk
tamu biasa
Tari agama
tari
upacara agama adalah tari yang diyakini memiliki karismatik khusus.
Apabila tidak dilaksanakan akan berdampak kepada peri kehidupan
selanjutnya. Tari upacara agama memiliki tradisi khusus., dilaksanakan
dalam konteks yang berhubungan dengan pernyataan penghayan keagamaan di
mana mereka lebih asyik apabila melakukan dengan penghayatan dalam dan
bersifat memuja, dan penghayantan persembahan secara total. Contoh tari
pendet, rangde, rejang, keris, pasraman, gabor, ngaben bedoyo semang,
bendaya ketawang, gandari
Tari
dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak macamnya,
seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam
kehidupan manusia..
b.Seni tari senagai hiburan
Tari
sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan
menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang
sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan.
Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan derngan cara yang menarik.
salah
satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini
memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam
menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada dasarnya tarian
gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung
untuk kepuasan para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan,
tetapi mementingkan kepuasan individual, bersifat spontanitas dan
improvisasi. Cirri – cirri tari hiburan
v mudah melibatkan peserta
v pakaiannya bebas
v relative mudah dipelajari
v mood yang bergembira ria
v unsure gerak gembira dan bebas
contoh tari
hiburan tari tayub (jatim, jateng), ketuk tilu (jabar), gandrung
(banyuwangi), jogged bumbung (bali), serampang dua belas (Sumatra)
c.Seni tari sebagai penyaluran terapi.
Jenis
tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat
mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita
cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara
tidak langsung bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis
tarian ini pantangan kerena persaan iba atau tak sampai hati.
d.Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan
tari dapat dijadikan media pendidikan, se[erti mendidik anak untuk
bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang.
Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah
perasaan seseorang.
e.Seni tari sebagai media pergaulan.
Seni
tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa
orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana
pergaulan . kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau
pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.
f.Seni tari sebagai media pertunjukkan
Tari
bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi
sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari
ini biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga
pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan,
lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang
mantap, mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki
tema dan tujuan. tari
pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan
penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada
tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab
itu penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang
mantab, koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang jelas. Cirri –
cirri tari pertunjukkan
v pola garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan
v adanya factor imajinatif / kreativitas
v adanya ide yang mengandung dan mengarah kepada konteks pementasan yang professional
v kadang
kala pementasannya menghendaki penonton tertentu dengan harapan adanya
evaluasi apresiatif yang dijalankan dengan undangan atau karcis
v lokasi
pementasan di tempat yang khusus atau teater baik tempat itu berupa
gedung pertunjukkan tradisional, modern, panggung terbuka, ataupun
panggung tertutup.
v Contoh tari pertunjukan tari piring (Sumatra), tari ngremo(jatim), gambyong ( surakarta)
g.Seni tari sebagai media katarsis
Katarsis
berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih
mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam
penghayatan seni
0 komentar:
Posting Komentar